Pada dasarnya pemberian nama lokal ( daerah ) untuk jenis-jenis anggrek alam Indonesia di pengaruhi oleh faktor-faktor ukuran bunga, bentuk, warna, baik vegatatif maupun generatif bahkan aromanya. Demikian pula halnya pada jenis anggrek burung Kenari ini. Perlu di ketahui bahwa jenis-jenis dari genus ( Marga ) Liparis ini 98% di beri nama local nama-nama burung. Hal ini di dasari pada bentuk dan pola generatifnya ( bunga ) yang antara lain :
- Tugu bunganya ( colungna ) memanjang menguak ke depan bagai kepala burung
- Perhiasan bunganya ( Kelopak dan Mahkota ) mengeliat ke belakang mirip sayap burung yang sedang terbang, karena bentuk dan pola inilah maka jenis-jenis dari marga Liparis nama lokalnya identik dengan nama-nama burung.
Liparis berasal dari kata Liparos = Licin, Halus ( seakan berminyak ) yang berarti bentuk vegetatifnya halus atau licin seakan mengandung minyak. Habitatnya epiphyte, geophypite adapula yang lythophyte ( berbatuan ). Sub familinya Epidendroideae, tribe malaxideae sedangkan section ( seksinya ) terbagi menjadi 3 kelompok adapula yang membagi ke dalam 4 kelompok, antara lain :
1. Sec.Liparis, Sec.Distichae, Sec.Cariifoliae
2. Sec.Euliparis, Sec.Cestichis, Sec.Distichon, Sec.Ensipes
Keterangan di atas hanya sebagian yang dapat penulis paparkan disini mengingat keterbatasan media yang ada.
Ciri Spesifik Anggrek Kenari
Liparis grandiflora Ridl atau anggrek kenari dapat dikenal dengan mengamati ciri spesifiknya sebagai berikut : batang semu ( bulb
) agak pipih berukuran 7-8cm X 1,5-3cm, tinggi tanaman di ukur dari
pangkal ( dasar tumbuh ) mencapai tinggi 29cm, daun berbentuk
lanset berwarna hijau kadang ada pula yang berwarna ungu dengan
permukaan dasar daun halus bila terkena sinar matahari seakan berminyak,
berukuran 15-35cm X 4,4-8cm ujungnya lancip. Tandan bunga muncul dari
puncak batang semu ( akranthe ) berwarna abu-abu mencapai panjang kurang lebih 39cm ( erectus ).
Bunga berdiamater 1,5-2cm, setiap tandan kuntum bunganya mencapai 50
kuntum dan masing-masing batang dapat muncul 4-6 tandan ( inflorescentia
), karakter bunga tersusun melingkar sepanjang tandan. Perhiasan bunga
berwarna kekuningan adapula yang kemerahan, sedang bibir bunga bentuknya
sempit pada bagian pangkalnya melebar pada bagian ujung berukuran
kurang lebih 2cm, ujung bibir bunga ini terbelah-belah bagai mata
gergaji berwarna oranye dan merah oleh sebab itulah anggrek ini di beri
nama lokal anggrek kenari. Hasil pengamatan penulis anggrek ini masuk
dalam seksi Cestichis, bunganya mekar serentak ( simultaneously
) bertahan mekar selama 7-11 hari, musim berbunga pada bulan juli,
September, November. Tempat tumbuhnya menyukai tempat yang lembab, dekat
sungai, pada umumnya sering ditemikan pada hutan Dypterocarpaceae pada ketinggian 400-800m dpl.
Bunganya paling besar dan endemic Kalimantan
Backer 1963 ( flora of java ) melaporkan
bahwa di jawa marga Liparis ini mempunyai 31 jenis, Sumatera 40 jenis (
Smith 1933 ), diseluruh dunia kurang lebih terdapat 350 jenis dari marga
ini ( Hawkes 1965 ) dari hasil penjelajahan penulis selama 33 tahun dan
penelusuran pustaka yang ada, anggrek kenari adalah berukuran paling
besar bunganya di banding dengan jenis lainnya dan merupakan jenis khas /
endemik Kalimantan. Di Jawa dan sumatera ada yang hampir menyerupai
bentuknya dengan jenis anggrek kenari ini yaitu Liparis Latifolia ( Blume ) Lindl. Kelompok taxsonnya adalah Sec.Cariifoliae tetapi ukuran bunganya lebih kecil.
Tips Konservasi
Anggrek kenari warna bunganya mencolok
dan berukuran besar serta bentuknya sanggat eksotik tetapi belum banyak
dimanfaatkan dan di kembangakan potensinya baik sebagai induk silang
atau pun mengarah pada segi ornamental. Hal ini patut di sayangkan
mengingat jenis ini merupakan endemik Kalimantan yang sudah barang tentu
semakin lama semakin mengkhawatirkan populasinya. Untuk itu perlu
adanya gerakan anti kepunahan pro pembudidayaan dan kelestarian (
koservasi ).
Solusinya ada 2 cara :
- Koservasi in-situ ( kita biarkan yang masih tersisa pada habitatnya ) jaga kondisi dan keutuhan habitat aslinya
- Konservasi ex-situ ( yaitu jenis yang sudah ditangan kita / kita koleksi perlu di budidayakan baik secara vegetatif maupun generatif, mengingat anggrek ini termasuk dalam kelompok sympodial bila dibudidayakan secara vegetatif maka cara yang termudah adalah mensplit batang ( memecah rumpun ) bila secara generatif cukup dengan selfing bunga untuk mendapatkan biji.
Semoga dengan tips sederhana ini dapat
mengugah semangat pecinta anggrek Indonesia untuk tetap berkarya demi
nama peranggrekan Indonesia di mata dunia.
Referensi
PERHIMPUNAN ANGGREK INDONESIA